Penyakit flu burung atau flu
unggas (Bird Flu, Avian influenza) adalah
suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan
ditularkan oleh unggas. Penyakit flu burung yang disebabkan oleh virus avian
infuenza jenis H5N1 pada unggas di konfirmasikan telah terjadi di Republik
Korea, Vietnam, Jepang, Thailand, Kamboja, Taiwan, Laos, China, Indonesia dan
Pakistan. Sumber virus diduga berasal dari migrasi burung dan transportasi
unggas yang terinfeksi. Virus influenza tipe A termasuk famili Orthomyxoviridae.
Virus influenza ini dapat berubah-ubah bentuk (Drift, Shift), dan dapat
menyebabkan epidemi dan pandemi. Virus influenza ini terdiri dari Hemaglutinin
(H) dan Neuramidase (N), kedua huruf ini digunakan sebagai identifikasi kode
subtipe flu burung yang banyak jenisnya. Pada manusia hanya terdapat jenis
H1N1, H2N2, H3N3, H5N1, H9N2, H1N2, H7N7. Sedangkan pada binatang H1-H5 dan
N1-N9.
Pada tahun
2011, jumlah pasien yang terkena flu burung di Indonesia menurun 11 orang dari
60 kasus di dunia.Sedangkan korban meninggal tercatat sembilan orang, termasuk
dua balita di Bali.Korban flu burung di Indonesia antara 2003-2011 terbanyak di
dunia dengan 150 kematian, menurut Organisasi Kesehatan Dunia, WHO.Vietnam
menyembelih lebih dari 2.500 ayam pekan ini setelah beberapa unggas ditemukan
mati di sebuah peternakan di Delta Mekong.
Dan pada 24
Januari 2012 lalu , korban flu burung di Indonesia mencapai 184 orang dan 152
meninggal (32 persen dan 44 persen korban dunia), tertinggi di dunia, diikuti
Mesir dan Vietnam. Dari 33 provinsi di Indonesia, 32 merupakan daerah endemis
flu burung pada unggas dan hewan lain.
Mutasi virus ini dapat menginfeksi manusia yang berkontak langsung dengan sekresi unggas yang terinfeksi. Manusia yang memiliki resiko tinggi tertular adalah anak-anak, karena memiliki daya tahan tubuh yang lebih lemah, pekerja peternakan unggas, penjual dan penjamah unggas, serta pemilik unggas peliharaan rumahan.
Masa
inkubasi virus adalah 1-7 hari dimana setelah itu muncul gejala-gejala
seseorang terkena flu burung adalah dengan menunjukkan ciri-ciri berikut :
Menderita
ISPA
Timbulnya
demam tinggi (> 38 derajat Celcius)
Sakit
tenggorokan yang tiba-tiba
Batuk,
mengeluarkan ingus, nyeri otot
Sakit
kepala
Lemas
mendadak
Timbulnya
radang paru-paru (pneumonia) yang bila tidak mendapatkan penanganan tepat dapat
menyebabkan kematian
flu burung menular dari unggas ke unggas,
dan dari unggas kemanusia, melalui air liur, lendir dari hidung dan feces.
Penyakit ini dapat menular melalui udara yang tercemar virus H5N1 yang berasal
dari kotoran atau sekreta burung/unggas yang menderita flu burung. Penularan
dari unggas ke manusia juga dapat terjadi jika bersinggungan langsung dengan
unggas yang terinfeksi flu burung. Penderita yang diduga
mengidap virus Flu burung disebut penderita suspect flu burung dimana penderita
pernah mengunjungi peternakan yang berada di daerah yang terjangkit flu burung,
atau bekerja dalam laboratorium yang sedang meneliti kasus flu burung, atau
berkontak dengan unggas dalam waktu beberapa hari terakhir. Virus H5N1
mempunyai karakteristik tersendiri karena dapat bertahan di dalam kerongkongan
unggas dan lingkungan seperti air dan tanah dalam waktu beberapa minggu, virus
tersebut juga bisa bertahan dalam waktu panjang pada suhu dingin dan virus bisa
mati jika makanan dimasak hingga matang.
Masa Inkubasi
pen menderita flub urung adalah
Pada Unggas : 1 minggu dan
Pada Manusia : 1-3 hari , Masa infeksi 1 hari sebelum sampai 3-5 hari sesudah timbul gejala. Pada anak sampai 21 hari . sedangkan Masa infeksi viirus ini 1 hari sebelum sampai 3-5 hari sesudah timbul gejala. Pada anak bisa sampai 21 hari.
Pada Unggas : 1 minggu dan
Pada Manusia : 1-3 hari , Masa infeksi 1 hari sebelum sampai 3-5 hari sesudah timbul gejala. Pada anak sampai 21 hari . sedangkan Masa infeksi viirus ini 1 hari sebelum sampai 3-5 hari sesudah timbul gejala. Pada anak bisa sampai 21 hari.
Flu
burung sebenarnya tidak mudah menular dari hewan yang telah terinfeksi, namun
jalan untuk penularan itu akan semakin mudah apabila seseorang itu berada dalam
kondisi yang lemah dan tidak memiliki system imun yang baik, begitu pula dengan
pola pikir orang yang masih tidak percaya dan terkesan meremehkan bahaya
penyakit ini.
Faktor
lingkungan ini dibagi menjadi tiga:
a)
Lingkungan Biologis
Faktor
lingkungan biologis pada penyakit flu burung yaitu agent. Agent merupakan
sesuatu yang merupakan sumber terjadinya penyakit yang dalam hal ini adalah
virus aviant influenza (H5N1). Sifat virus ini adalah mampu menular melalui
udara dan mudah bermutasi. Daerah yang diserang oleh virus ini adalah organ
pernafasan dalam, hal itulah yang membuat angka kematian akibat penyakit ini
sangat tinggi8.
b)
Lingkungan Fisik
·
Suhu
Pada
suhu lingkungan yang tidak optimal baik suhu yang terlalu tinggi maupun terlalu
rendah akan berpengaruh terhadap daya tahan tubuh seseorang pada saat itu
sehingga secara tidak langsung berpengaruh terhadap mudah tidaknya virus
menjangkiti seseorang. Selain itu virus flu burung juga memerlukan suhu yang
optimal agar dapat bertahan hidup.
Musim
Faktor
musim pada penyakit flu burung terjadi karena adanya faktor kebiasaan burung
untuk bermigrasi ke daerah yang lebih hangat pada saat musim dingin. Misalkan
burung-burung yang tinggal di pesisir utara Cina akan bermigrasi ke Australia
dan Asia Tenggara pada musim dingin, burung-burung yang telah terjangkit
tersebut akan berperan menularkan flu burung pada hewan yang tinggal di daerah
musim panas atau daerah tropis tempat burung tersebut migrasi.
·
Tempat tinggal
Faktor
tempat tinggal pada penyakit flu burung misalnya apakah tempat tinggal
seseorang dekat dengan peternakan unggas atau tidak, di tempat tinggalnya
apakah ada orang yang sedang menderita flu burung atau tidak.
c)
Lingkungan sosial
Faktor
lingkungan sosial meliputi kebiasaan sosial, norma serta hukum yang membuat
seseorang berisiko untuk tertular penyakit. Misalnya kebiasaan masyarakat Bali
yang menggunakan daging mentah yang belum dimasak terlebih dahulu untuk
dijadikan sebagai makanan tradisional. Begitu pula dengan orang- orang di eropa
yang terbiasa mengonsumsi daging panggang yang setengah matang atau bahkan
hanya seper-empat matang. Selain itu juga pada tradisi sabung ayam akan membuat
risiko penyakit menular pada pemilik ayam semakin besar.
pencegahan
Dalam
menanggulangi flu burung ada beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain:
1.
Pencegahan primer
Pencegahan
primer adalah pencegahan yang dilakukan pada orang-orang yang berisiko terjangkit flu burung, dapat
dilakukan dengan cara:
a)
Melakukan promosi kesehatan (promkes) terhadap masyarakat luas, terutama mereka
yang berisiko terjangkit flu burung seperti peternak unggas.
b)
Melakukan biosekuriti yaitu upaya untuk menghindari terjadinya kontak antara
hewan dengan mikroorganisme yang dalam hal ini adalah virus flu burung.
c)
Melakukan vaksinasi terhadap hewan ternak untuk meningkatkan kekebalannya.
Vaksinasi dilakukan dengan menggunakan HPAI (H5H2) inaktif dan vaksin
rekombinan cacar ayam atau fowlpox dengan memasukan gen virus avian
influenza H5 ke dalam virus cacar
d)
Menjauhkan kandang ternak unggas dengan tempat tinggal.
e)
Menggunakan alat pelindung diri seperti masker, topi, baju lengan panjang,
celana panjang dan sepatu boot saat memasuki kawasan peternakan.
f)
Memasak dengan matang daging sebelum dikonsumsi. Hal ini bertujuan untuk
membunuh virus yang terdapat dalam daging ayam, karena dari hasil penelitian
virus flu burung mati pada pemanasan 60°C selama 30 menit.
g) Melakukan pemusnahan hewan secara massal pada
peternakan yang positif ditemukan virus flu burung pada ternak dalam jumlah
yang banyak.
h)
Melakukan karantina terhadap orang-orang yang dicurigai maupun sedang positif
terjangkit flu burung.
i)
Melakukan surveilans dan monitoring yang bertujuan untuk mengumpulkan laporan
mengenai morbilitas dan mortalitas, laporan penyidikan lapangan, isolasi dan
identifikasi agen infeksi oleh laboratorium, efektifitasvak sinasi dalam
populasi, serta data lain yang gayut untuk kajian epedemiologi.
2.
Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder adalah pencegahan yang dilakukan
dengan tujuan untuk mencegah dan menghambat timbulnya penyakit dengan deteksi
dini dan pengobatan tepat. Dengan melakukan deteksi dini maka penanggulangan
penyakit dapat diberikan lebih awal sehingga mencegah komplikasi, menghambat
perjalanannya, serta membatasi ketidakmampuan yang dapat terjadi. Pencegahan
ini dapat dilakukan pada fase presimptomatis dan fase klinis. Pada flu burung
pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan screening yaitu upaya untuk menemukan penyakit secara aktif
pada orang yang belum menunjukkan gejala klinis. Screening terhadap flu burung
misalnya dilakukan pada bandara dengan memasang alat detektor panas tubuh
sehingga orang yang dicurigai terjangkit flu burung bias segera diobati dan dikarantina
sehingga tidak menular pada orang lain8.
3.
Pencegahan tersier
Pencegahan
tersier adalah segala usaha yang dilakukan untuk membatasi ketidakmampuan. Pada
flu burung upaya pencegahan tersier yang dapat dilakukan adalah dengan
melakukan pengobatan intensif dan rehabilitasi1,8.
pengobatan
Pengobatan
penderita flu burung disarankan sebagai berikut4:
1.
oksigenasi jika terjadi sesak nafas.
2.
Pemberian cairan parental jika terjadi dehidrasi
3.
Pemberian obat antivirus oseltamivir 75mg dosis tunggal selama 7 hari
4.
Penderita mandapat terapi suportif: nutrisi dengan gizi cukup baik sehingga
daya tahan tubuh meningkat
Kesimpulan
virus
avian influenza tergolong virus yang sangat mudah mengalami mutasi sahingga
tidak jarang antar virus flu burung daerah satu dengan daerah lain terdapat
perbedaan.
Faktor
penyakit flu burung secara garis besar yaitu host, agent, dan faktor
lingkungan.
Untuk
menanggulangi flu burung dapat dilakukan dengan 3 tahap pencegahan yaitu
pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan pencegahan tersier.
PESAN
DARI UKI :
MARI
KITA JAGA DIRI KITA DARI NAMANYA MONSTER VIRUS! BIASAKAN HIDUP BERSIH KARENA
MENCEGAH LEBIH BAIK DARI PADA MENGOBATI, MENDING DICEGAH DARI PADA HARUS
TERSERANG! ITU MOTTO KESMAS HHII :D THANKS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar